Assessmen Numerasi dengan Rasch Analysis Model (RAM) untuk Mengidentifikasi Potensi Anak Cedas Istimewa-Berbakat Istimewa (CiBi) pada Sekolah Dasar Inklusi

Authors

  • Nur Luthfi RIzqa Herianingtyas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • Asep Supena Universitas Negeri Jakarta
  • Totok Bintoro Universitas Negeri Jakarta
  • Nafia Wafiqni UIN Syarif Hidayatulloh, Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.35568/naturalistic.v8i2.4258

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan numerasi anak berbakat di sekolah dasar. Hasil assessment selanjutnya dianalisisis menggunakan Rasch Model Analysis (RMA) Rasch Model Analysis (RAM) menjadi salah satu jenis model penilaian untuk mengukur kemampuan secara akurat dan objektif Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena menganalisis data penelitian yang berupa angka-angka menjadi pernyataan atau deskripsi data. Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan numerasi siswa kelas V sekolah dasar inklusi untuk mengidentifikasi keberbakatan matematis pada siswa di sekolah dasar inklusi. Penelitian ini diikuti oleh 19 siswa kelas V SD yang di dalamnya terdapat siswa 5 orang siswa berkebutuhan khusus, dengan 2 diidentifikasi memiliki gifted kemampuan matematika dan bahasa. Hasil tes numerasi selanjutnya dianalisis menggunakan Rasch Analysis Model (RAM). RAM dipilih karena manfaat yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mendukung analisis, RAM pun dibantu oleh Winsteps 4.4.5.  Berdasarkan hasil analisis menggunakan RAM, dapat diidentifikasi siswa yang mampu mengerjakan soal dengan kategori highest difficulty item dan low probability yaitu 06L. Kode 06L merupakan kode siswa beranama Ilman yang selama ini diidentifikasi sebagai siswa CiBi pada SDN Perwira Bogor. Program atau kegiatan yang diberikan pada anak CiBi dengan kemampuan matematis ini dapat berupa program yang berorientasi pada pemecahan masalah kontekstual sebagaimana indikator pada numerasi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Pada gambar 1 diketahui item posisi sebelah kanan emberikan informasi abilitas siswa dan sebelah kiri menjelaskan logit butir soal. Pada gambar di atas diketahui 06L merupakan siswa yang memiliki kemampuan paling tinggi karena mampu menjawab semua soal termasuk soal yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan probalbilitas siswa mengerjakan rendah, yaitu soal dengan kode B5. Dari analisis RASCH tersebut dapat diketahui kelompok siswa yang berada pada kategori abilitas tinggi dan abilitas rendah dalam numerasi. Siswa dengan kode 06L diketahui yaitu siswa yang selama ini diidentifikasi memiliki ciri-ciri anak Cerdas Istimewa.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan RAM, dapat diidentifikasi siswa yang mampu mengerjakan soal dengan kategori highest difficulty item dan low probability yaitu 06L. Kode 06L merupakan kode siswa beranama Ilman yang selama ini diidentifikasi sebagai siswa CiBi pada SDN Perwira Bogor. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Kelas IV, diketahui bahwa Ilman menunjukkan keistimewaan dan keberbakatan yang menonjol di antara teman-temannya, terutama dalam bidang akademis terutama matematika. Meskipun memiliki keterbatasan fisik berupa tunadaksa, Ilman menunjukkan kemampuan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan rekan-rekannya, khususnya dalam pelajaran matematika. Dia mampu berhitung, melakukan perkalian, dan pembagian dengan lebih cepat, serta memiliki kemampuan membaca yang lebih baik.

Keistimewaan Ilman pertama kali dikenali saat dia masih di kelas II, yang pada saat itu pembelajaran masih dilakukan secara daring karena pandemi. Namun, ketika memasuki kelas IV dan guru-guru mulai bertemu dengannya secara langsung, keistimewaan akademisnya menjadi lebih jelas terlihat. Meskipun Ilman mengalami keterbatasan fisik, dia telah menjalani operasi yang memungkinkannya untuk berjalan, meskipun belum sepenuhnya normal dan masih memerlukan pengawasan ekstra untuk menghindari risiko di sekolah, seperti diganggu oleh teman-temannya. Ilman sebelumnya menggunakan kursi roda, tetapi karena merasa tidak nyaman dan kursi roda tersebut tidak memungkinkan dia untuk bergerak dengan bebas, dia kini berangkat sekolah dengan digendong.

Profil Ilman sebagai anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan fisik, Ilman memiliki potensi intelektual. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang telah melakukan observasi kepada Ilman, diketahui bahwa dalam bidang matematis ilman memberikan jawaban yang tepat dengan cepat tanpa perlu menggunakan alat bantu hitung. Kemampuannya dalam melakukan operasi matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian sangat mengesankan dan selalu menyelesaikan soal lebih cepat daripada teman-temannya. Ilman memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep pecahan, desimal, dan persentase. Ia dapat dengan mudah mengonversi antara bentuk-bentuk ini dan menggunakan perbandingan angka untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Misalnya, ketika diberikan soal yang melibatkan perkalian dan presentase Ilman dapat menghitung jumlah akhir dengan akurat dan efisien. Selain itu, berdasarkan penuturan guru kelasnya, Ilman memiliki kemampuan penalaran spasial yang kuat. Ia dapat memahami dan memanipulasi objek dalam ruang tiga dimensi dan menyelesaikan masalah geometri yang melibatkan pengukuran sudut dan penentuan luas bangun datar. Dalam kegiatan yang melibatkan konstruksi bangun atau objek.

Anak berbakat istimewa matematis biasanya menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam memahami konsep-konsep matematika, memiliki kemampuan berpikir logis dan analitis yang tinggi, serta mampu memecahkan masalah matematika dengan cara yang kreatif dan efisien (Yazgan-Sağ, 2022). Mereka sering kali dapat memahami materi matematika yang lebih kompleks dan maju dibandingkan dengan teman sebayanya, dan mungkin juga memiliki minat yang besar terhadap matematika serta keingintahuan yang tinggi untuk mengeksplorasi topik-topik baru di luar kurikulum standar. (Popa & Păuc, 2015)

Penelitian dalam bidang neurosains kognitif menunjukkan bahwa otak anak-anak yang berbakat matematis ini berbeda secara kuantitatif dan kualitatif dari anak-anak dengan kemampuan matematika rata-rata (O’Boyle, 2008). Anak-anak yang berbakat matematis ini menunjukkan tanda-tanda pengembangan hemisfer kanan yang lebih baik, dan ketika terlibat dalam proses berpikir, cenderung mengandalkan imajinasi mental. Anak berbakat matematis dapat memecahkan masalah matematika yang seharusnya hanya bisa dikerjakan oleh orang dewasa atau oleh usia anak yang lebih tinggi jenjang pendidikannya Sowell (1990). Pada hasil penelitian ini diidentifikasi bahwa anak CiBi tersebut memiliki kemampuan numerasi yang baik. Numerasi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan, menggunakan, dan menginterpretasikan matematika dalam berbagai konteks (Nelson et al., 2008). Oleh karena itu tindak lanjut atas intervensi atau program yang dapat diberikan untuk mengembangkan bakat matematisnya adalah melalui implementasi program pengembangan pemecahan masalah matematis kontekstual.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis menggunakan RAM, dapat diidentifikasi siswa yang mampu mengerjakan soal dengan kategori highest difficulty item dan low probability yaitu 06L. Kode 06L merupakan kode siswa beranama Ilman yang selama ini diidentifikasi sebagai siswa CiBi pada SDN Perwira Bogor. Dengan demikian penelitian ini menunjukkan bahwa penting mengidentifikasi anak-anak yang berbakat matematis ini pada awal termasuk pada usia sekolah dasar, kemudian mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana cara menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan matematikanya. Intervensi dan program yang diberikan pada anak CiBi dengan kemampuan matematis ini dapat berupa program yang berorientasi pada pemecahan masalah kontekstual sebagaimana indikator pada numerasi.

Daftar Pustaka

Al-Hroub Anies and El Khoury, S. (2018). Definitions and Conceptions of Giftedness Around the World. In Gifted Education in Lebanese Schools: Integrating Theory, Research, and Practice (pp. 9–38). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-78592-9_2

Alismail, H. A., & McGuire, P. (2015). 21st century standards and curriculum: Current research and practice. Journal of Education and Practice, 6(6), 150–154.

Arif, M., & Upu, H. (2021). The Influence of Numerical Ability, Mathematical Communication, Metacognition, and Self-Efficacy on Students’ Critical Thinking Skills in Solving Mathematical Problems. International Conference on Educational Studies in Mathematics (ICoESM 2021), 470–476.

Colangelo, N., & Davis, G. A. (2002). Handbook on gifted education. ERIC.

De Lange, J. (2003). Mathematics for literacy. Quantitative Literacy: Why Numeracy Matters for Schools and Colleges, 80, 75–89.

Fox, J. & H. W. (2011). The differentiated instruction: Book of lists. Jogn Wilet & Sons.

Francis, N. P. (2010). Strategi untuk Meningkatkan Prestasi Bagi Mahasiswa Underachiever. Humaniora, 1(2), 596–601.

G Engelhard, S. W. (2022). A History of Rasch Measurment Theory. Routledge.

Gagné, F. (2004). Transforming gifts into talents: The DMGT as a developmental theory, Handbook of gifted education (3rd ed). Allyn & Bacon.

Gal, I., Grotlüschen, A., Tout, D., & Kaiser, G. (2020). Numeracy, adult education, and vulnerable adults: a critical view of a neglected field. Zdm, 52, 377–394.

Gwet, K. L. (2014). Handbook of inter-rater reliability: The definitive guide to measuring the extent of agreement among raters. Advanced Analytics, LLC.

Hoogland, C. P. (2016). Images of numeracy: investigating the effects of visual representations of problem situations in contextual mathematical problem solving.

Kauffman, J. M., & Hallahan, D. P. (2011). Handbook of special education. Routledge.

Kurt, L. J., & Chenault, K. H. (2017). Gifted and at Risk: A Cross-District Comparison of Gifted Student Growth and Solutions for Urban Schools. Penn GSE Perspectives on Urban Education, 13(2).

Matthews, M. S., & McBee, M. T. (2007). School factors and the underachievement of gifted students in a talent search summer program. Gifted Child Quarterly, 51(2), 167–181.

Nelson, W., Reyna, V. F., Fagerlin, A., Lipkus, I., & Peters, E. (2008). Clinical implications of numeracy: Theory and practice. Annals of Behavioral Medicine, 35(3), 261–274. https://doi.org/10.1007/s12160-008-9037-8

Nizaar, M., & Maryani, S. (2023). Literacy and Numeracy Skills of Elementary School Students on Lombok Island. ICIEED: International Conference on Innovation in Elementary Education, 1(1), 109–115.

O’Boyle, M. W. (2008). Mathematically gifted children: Developmental brain characteristics and their prognosis for well-being. Roeper Review, 30(3), 181–186.

Pazin Fadzil, A. H., Maat, S. M., & Mahmud, M. S. (2022). A Rasch model analysis of the TPACK instrument in the creative teaching of primary mathematics teachers. Cypriot Journal of Educational Sciences, 17(11), 4259–4274. https://doi.org/10.18844/cjes.v17i11.7792

Popa, N. L., & Păuc, R. L. (2015). DYNAMIC ASSESSMENT, POTENTIAL GIFTEDNESS AND MATHEMATICS ACHIEVEMENT IN ELEMENTARY SCHOOL (Vol. 8, Issue 2).

Rakhmawati, Y., & Mustadi, A. (2022). The circumstances of literacy numeracy skill: Between notion and fact from elementary school students. Jurnal Prima Edukasia, 10(1), 9–18. https://doi.org/10.21831/jpe.v10i1.36427

Renzulli, J. S., & Reis, S. M. (2000). The schoolwide enrichment model. International Handbook of Giftedness and Talent, 2, 367–382.

Ronksley-Pavia, M. (2023). The Fallacy of Using the National Assessment Program–Literacy and Numeracy (NAPLAN) Data to Identify Australian High-Potential Gifted Students. Education Sciences, 13(4), 421.

Ryan, T. G., & Coneybeare, S. (2013). The underachievement of gifted students: A synopsis. Journal of the International Association of Special Education, 14(1), 58–66.

Susanto, E. (2018). Potential Test Gifted and Talented Children: Study of Elementary School in Indonesia. Journal of Physics: Conference Series, 1114(1), 012043.

Thomas Eckes. (2015). Introduction to Many-Facet Rasch Measurement: Analyzing and Evaluating Rater-Mediated Assessments. 2nd Revised and Updated Edition (Vol. 22). Peter Lang.

White, S. L. J., Graham, L. J., & Blaas, S. (2018). Why do we know so little about the factors associated with gifted underachievement? A systematic literature review. Educational Research Review, 24, 55–66.

Widi, R. (2011). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian epidemiologi kedokteran gigi. Stomatognatic (JKG Unej), 8(1), 27–34.

Yazgan-Sağ, G. (2022). Views on Mathematical Giftedness and Characteristics of Mathematically Gifted Students: The Case of Prospective Primary Mathematics Teachers. Editorial from Mónica Arnal-Palacián, Didactics Editor of MTRJ, 127.

Downloads

Published

2024-04-30

How to Cite

Nur Luthfi RIzqa Herianingtyas, Supena, A., Bintoro, T., & Wafiqni, N. (2024). Assessmen Numerasi dengan Rasch Analysis Model (RAM) untuk Mengidentifikasi Potensi Anak Cedas Istimewa-Berbakat Istimewa (CiBi) pada Sekolah Dasar Inklusi. Naturalistic: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 8(2), 217–225. https://doi.org/10.35568/naturalistic.v8i2.4258