Analisis Semiotika Roland Barthes pada Pelapalan Mantra Kesenian Bebegig Sukamantri
DOI:
https://doi.org/10.35568/magelaran.v5i1.2129Keywords:
Kesenian Tradisonal, Bebegig Sukamantri, Semiotika, Roland Barthes, Pelapalan MantraAbstract
Penelitian ini mencoba mengkaji seni tradional yang berada di Kabupaten Ciamis Jawa Barat yang bernama Bebegig Sukamantri. Bebegig adalah sebuah benda yang biasa disebut di berbagai daerah sebagai orang-orangan sawah yang berfungsi untu\k mengusir hama burung di sawah yang kemudian berubah menjadi sebuah bentuk kesenian daerah yang mengandung unsur seni dan magis. Nama Sukamantri diambil dari nama desa asal terlahirnya kesenian tersebut yakni Desa Sukamantri Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Hal yang membuat peneliti tertarik untuk mengkaji kesenian ini adalah karena mempunyai sisi unik dari kesenian diantaranya dari sudut pandang sejarah, filosofi-filosofi yang terkandung dari kostum yang digunakan serta dari pelafalan mantra yang berfungsi dan dianggap sebagai sebuah do’a serta pesan-pesan, kemudian pola pelestarian yang terbilang berhasil mempertahankan kesenian tradisional ini. Maka dari itu peneliti membatasi permasalahan pada penelitian ini melalui beberapa rumusan masalah yaitu tentang bentuk penyajian kesenian dan makna simbolik yang terkandung dari pelafalan mantra pada kesenian Bebegig Sukamantri tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Sedangkan pisau bedah penelitian ini dikupas dengan inter disiplin ilmu, diantaranya dengan kajian ilmu Anthropologi, Sosiologi dan ilmu Semiotika gaya Roland Barthes untuk mengungkap makna makna yang ada pada kesenian ini diantaranya pada pelapalan mantra mantra khas yang digunakan, Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk menghimpun data yaitu dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, internet dan sumber lainnya yang relevan.